Dibangun dengan anggaran Rp1,6 Miliar pada 2019, ‘Air Mancur Berlian’ di kawasan Taman Cahaya Bumi Sematan (CBS) Martapura kini dihancurkan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar, melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP), akan menggantinya dengan ‘Taman Pojok Manis’.
Dihancurkan dan akan diganti dengan taman berkonsep ramah anak, bentuk ketidakmampuan Pemkab Banjar menjaga aset yang dibangun pada masa kepemimpinan almarhum Bupati H Khalilurrahman. Minimnya pengawasan, membuat ‘Air Mancur Berlian’ acapkali dijahili orang yang membuat sejumlah fasilitas rusak. Tak jarang pula, keberadaanya disulap menjadi kolam renang oleh anak-anak.
Besarnya biaya operasional dan pemeliharaan, menjadi musabab lain air mancur dibangun dengan konsep memadupadankan gerak, musik, dan seni pencahayaan ini akhirnya dihilangkan. Di awal-awal keberadaannya, air mancur yang disebut-sebut bisa ‘menari’ ini hanya difungsikan sekali dalam sepekan.
Iwan Junaidi, Kepala Bidang (Kabid) Ciptakarya pada Dinas PUPRP Kabupaten Banjar menyebut, diperlukan biaya Rp6 juta per bulan jika ingin air mancur ini ‘menari’ sepanjang pekan. Sempat ingin dipertahankan dengan menganggarkan rehabilitasi dan pemeliharaan dengan anggaran Rp100 juta, namun banyaknya fasilitas yang terlanjur rusak membuat upaya itu tak maksimal. Pilihan akhirnya, ‘Air Mancur Belian’ dihilangkan.

Meski dihancurkan, namun menurut Iwan Junaidi masih ada yang dipertahankan dari air mancur tersebut, yakni ikon berlian. “Ikon permatanya tetap dipertahankan. Konsepnya, akan dibangun tempat duduk melingkari berlian dan dihiasi lampu warna-warni,” kata Iwan Junaidi, Jumat 12 Mei 2025.
Tentang proyek pengganti ‘Air Mancur Berlian’, menurut Junaidi telah mulai dilaksanakan CV Bangun Cipta Jaya dengan pagu angaran sebesar Rp200 juta. “Nilai kontraknya sebesar Rp199.518.500,00. Mudah-mudahan sebelum pelaksanaan MTQ sudah selesai dikerjakan,”ujarnya.
Dibangun dengan anggaran Rp1,6 Miliar, difungsikan sesekali, diganti dengan membangun taman baru dengan anggaran mencapai Rp200 juta, menurut Ijai, salah seorang warga Martapura sangat disayangkan. “Buang-buang anggaran,” ujarnya.
Tingginya biaya operasional dan perawatan, menurutnya mestinya bukan alasan karena itu harusnya sudah dipikirkan di awal sebelum proses pembangunan. “Jika tahu akan perlu biaya operasional tinggi, harusnya tidak usah dibangun,” kata Ijai. (MIRIS|RUDIYANTO)